www.JinProperti.com - Tanpa sengaja, saat sedang pijat refleksi disebuah tempat di kota Semarang, saya bertemu dengan guru SD saya dulu, yang bersebelahan dengan saya di kursi pijat. Tentu saja beliau sudah tua (diatas 60 tahun) dan sudah pensiun mengajar. Katanya kegiatannya sekarang beternak ayam.
Saat saya memperkenalkan diri sebagai muridnya 30 tahun yang lalu di SD Srondol Wetan Banyumanik Semarang dan bernama Ari Wibowo, apa jawaban beliau? "Ahaiii, ini Ari yang jago matematika itu ya? Yang nilai matematiknya selalu 9." Tuing tuingg ..., kepala saya langsung membesar dipuji demikian. Gila, beliau masih ingat saya.
Kemudian beliau menanyakan bagaimana kabar Hesti? Wah, itu nama cewek paling cantik dan centil di kelas. Juga kabar si Dayat, murid berkulit hitam paling bengal dan suka berantem di kelas, yang tak naik kelas karena bolos saat ulangan umum. Tentu saja saya tak mampu menjawab pertanyaan tersebut karena memang tidak tahu jejak kedua teman tadi.
Sobat properti, apa yang menarik dari pembicaraan dengan guru SD saya diatas? Yaitu pak guru yang sekian puluh tahun mengajar dan punya ribuan murid, ternyata masih mampu mengingat beberapa nama muridnya. Dan yang diingat adalah beberapa murid yang punya predikat 'paling' di hal-hal tertentu.
Saya diingat karena paling jago dalam pelajaran matematika. Hesti diingat karena paling centil di kelas. Dayat diingat karena paling bengal di kelas. Murid-murid lain yang tak punya predikat 'paling ....' mungkin pak guru lupa namanya. Yang biasa dan datar tanpa ada sesuatu hal yang menarik dan menonjol, cenderung tidak diingat.
Sobat properti, dalam teori marketing dikenal istilah DIFFERENSIASI. Ini adalah salah satu cara menciptakan keunggulan kompetitif atas pesaing anda. Caranya adalah dengan menciptakan perbedaan. Bukan sekedar perbedaan, tetapi perbedaan yang mengandung benefit, alias manfaat yang bisa dinikmati konsumen.
Dan kalau anda bermaksud menciptakan 'perbedaan', lakukanlah secara ektrem dan benar-benar beda, supaya diingat oleh konsumen. Supaya produk yang kita pasarkan masuk di benak konsumen karena memberikan benefit yang berbeda dibanding pesaing lainnya.
Makin ekstrem bedanya, makin diingat konsumen. Makin besar benefitnya, makin nyangkut di benak konsumen. Makin besar peluangnya produk anda dibeli oleh konsumen.
Misal; pesaing membangun perumahan dengan lebar jalan kisaran 6 s/d 8 meter, anda membuat jalan lebar 10 m.
Misal; pesaing memberi subsidi KPR selama 6 bulan, anda memberi subsidi KPR selama 24 bulan.
Misal; pesaing menawarkan uang muka 20% kepada konsumen, anda menawarkan program DP 0% kepada konsumen.
Ingat ya, ciptakan differensiasi, berikan perbedaan, tapi perbedaan yang memberi manfaat kepada konsumen. Anda pasti memilih diingat pak guru karena jago matematika seperti saya, atau karena cantik jelita seperti Hesti. Bukan diingat pak guru karena bengal dan pernah tak naik kelas seperti Dayat. Sama-sama ekstrem dan punya predikat 'paling ....'. Tapi value positif tentu saja lebih pantas dikedepankan sebagai keunggulan kompetitif.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar