JADI PENGEMBANG
DENGAN MODAL RECEHAN
BIsnis properti adalah bisnis padat modal, jadi kalau ada yang mengajarkan bisnis properti tanpa modal, anda harus melakukan praduga bersalah. Jangan mudah percaya sebelum dapat klarifikasi yang memadai.
Hehehe ....
Yang bener bukan tanpa modal, tapi MODAL RECEHAN. Makanya buku saya berjudul CARA GAMPANG JADI PENGEMBANG DENGAN MODAL RECEHAN, bukan tanpa uang atau tanpa modal.
Semua bisnis pasti pakai modal, apalagi bisnis properti yang row materialnya adalah tanah. Bayar tanah pakai uang, bayar pajak pakai uang, sewa kantor pakai uang, bayar iklan pakai uang, menggaji karyawan pakai uang, dll. Semua pakai uang.
Jika anda bayar itu semua pakai uang dari kocek anda pribadi, berarti anda keluar banyak modal. Tapi jika anda punya strategi dengan cara menggandeng pemodal (investor) sehingga yang dipakai membayar semua pengeluaran itu berasal dari uangnya pemodal, anda boleh mengatakan tidak keluar modal, karena yang keluar modal adalah orang lain.
Nah, itu clue nya. Namanya berbisnis pasti butuh modal, tapi ada orang lain yang memodali anda. Apakah pemodal anda seorang dermawan atau yayasan sosial? Bukan!! Pemodal anda seorang pebisnis juga, yang berhitung tentang besaran modal, potensi laba yang akan diterima, kapan modal kembali, dan estimasi selesainya proyek.
Pemodal itu bisa anda gandeng saat anda menyodorkan opportunity kepada dirinya, dalam sebuah proposal bernama BUSINESS PLAN. Itulah alat pikat dan senjata anda mendapatkan tanda tangan pemodal di proposal anda.
Menurut pengalaman pribadi saya yang berhasil mengeksekusi 23 proyek properti dalam 38 bulan terakhir, MODAL RECEHAN yang saya keluarkan biasanya adalah untuk beberapa item pengeluaran sebagai berikut :
1. Saat survei lahan bersama makelar tanah, biasanya saya mentraktir mereka sekedar minum es kelapa muda atau terkadang juga makan siang. Padahal dari 10x survei, mungkin cuma 1-2 lahan yang membuat saya tertarik.
2. Saat saya merasa cocok dengan lahannya, dan minta dipertemukan dengan pemilik tanahnya untuk bernegosiasi, terkadang jika pertemuan dilakukan diluar (cafe atau resto), dipastikan saya yang bayar notanya. Kalau bertemu di rumah pemilik tanah, justru saya dapat suguhan kopi gratis. Padahal dari 10x melakukan negosiasi seperti ini, mungkin cuma 1 saja yang bisa tercapai kesepakatan.
Item 1 dan 2 adalah uang hilang alias plunglap (sekali nyemplung langsung nggelap).
3. Jika hasil negosiasi tercapai HOT DEAL, saya akan membayar uang tanda jadi senilai Rp 5 s/d 25 juta, tergantung hasil kesepakatan.
4. Kemudian saya melakukan pengukuran dengan meminta bantuan surveyor alias tukang ukur. Hasilnya berupa peta bidang tanah lengkap dengan titik koordinatnya serta data konturnya.
5. Kemudian saya memakai jasa arsitek untuk membuat gambar perencanaan, yaitu site plan, denah tampak dll. Gambar arsitektural ini diperlukan untuk menghitung RAB sekaligus dilampirkan di proposal business plan.
Item 3,4,5 adalah modal talangan. Artinya jika pemodal sudah menyetujui proposal business plan kita, itu semua akan diganti sebagai biaya pra proyek.
Nah, cuma itu saja modal yang harus anda siapkan. Tak sampai ratusan juta apalagi milyaran. Tergantung kepintaran anda saja mengolah opportunity tersebut.
Kuncinya terletak di BUSINESS PLAN yang anda buat dan anda kemas sedemikian rupa agar terlihat sexy dimata investor. Labanya menarik, skenario legalnya aman, dan lampiran gambar-gambarnya sangat representatif. Jika investor sudah oke, pembiayaan proyek selanjutnya dengan memakai uang investor.
Cukup ya .. Penjelasan saya diatas membuktikan bahwa konsep jadi pengembang dengan MODAL RECEHAN adalah valid. Bukan mengada-ada, bukan sekedar khayalan.
Tapi tentang teknik negoisasi supaya terjadi HOTDEAL, serta cara membuat BUSINESS PLAN (yang diawali dengan membuat Action Plan dan Hitungan Kebutuhan Modal Kerja) tak bisa saya jelaskan disini. Itu semua bisa dipelajari dan diajarkan di Workshop Properti 2 Hari berlabel CARA GAMPANG JADI PENGEMBANG yang akan digelar di berbagai kota.
Hehehe ....
Yang bener bukan tanpa modal, tapi MODAL RECEHAN. Makanya buku saya berjudul CARA GAMPANG JADI PENGEMBANG DENGAN MODAL RECEHAN, bukan tanpa uang atau tanpa modal.
Semua bisnis pasti pakai modal, apalagi bisnis properti yang row materialnya adalah tanah. Bayar tanah pakai uang, bayar pajak pakai uang, sewa kantor pakai uang, bayar iklan pakai uang, menggaji karyawan pakai uang, dll. Semua pakai uang.
Jika anda bayar itu semua pakai uang dari kocek anda pribadi, berarti anda keluar banyak modal. Tapi jika anda punya strategi dengan cara menggandeng pemodal (investor) sehingga yang dipakai membayar semua pengeluaran itu berasal dari uangnya pemodal, anda boleh mengatakan tidak keluar modal, karena yang keluar modal adalah orang lain.
Nah, itu clue nya. Namanya berbisnis pasti butuh modal, tapi ada orang lain yang memodali anda. Apakah pemodal anda seorang dermawan atau yayasan sosial? Bukan!! Pemodal anda seorang pebisnis juga, yang berhitung tentang besaran modal, potensi laba yang akan diterima, kapan modal kembali, dan estimasi selesainya proyek.
Pemodal itu bisa anda gandeng saat anda menyodorkan opportunity kepada dirinya, dalam sebuah proposal bernama BUSINESS PLAN. Itulah alat pikat dan senjata anda mendapatkan tanda tangan pemodal di proposal anda.
Menurut pengalaman pribadi saya yang berhasil mengeksekusi 23 proyek properti dalam 38 bulan terakhir, MODAL RECEHAN yang saya keluarkan biasanya adalah untuk beberapa item pengeluaran sebagai berikut :
1. Saat survei lahan bersama makelar tanah, biasanya saya mentraktir mereka sekedar minum es kelapa muda atau terkadang juga makan siang. Padahal dari 10x survei, mungkin cuma 1-2 lahan yang membuat saya tertarik.
2. Saat saya merasa cocok dengan lahannya, dan minta dipertemukan dengan pemilik tanahnya untuk bernegosiasi, terkadang jika pertemuan dilakukan diluar (cafe atau resto), dipastikan saya yang bayar notanya. Kalau bertemu di rumah pemilik tanah, justru saya dapat suguhan kopi gratis. Padahal dari 10x melakukan negosiasi seperti ini, mungkin cuma 1 saja yang bisa tercapai kesepakatan.
Item 1 dan 2 adalah uang hilang alias plunglap (sekali nyemplung langsung nggelap).
3. Jika hasil negosiasi tercapai HOT DEAL, saya akan membayar uang tanda jadi senilai Rp 5 s/d 25 juta, tergantung hasil kesepakatan.
4. Kemudian saya melakukan pengukuran dengan meminta bantuan surveyor alias tukang ukur. Hasilnya berupa peta bidang tanah lengkap dengan titik koordinatnya serta data konturnya.
5. Kemudian saya memakai jasa arsitek untuk membuat gambar perencanaan, yaitu site plan, denah tampak dll. Gambar arsitektural ini diperlukan untuk menghitung RAB sekaligus dilampirkan di proposal business plan.
Item 3,4,5 adalah modal talangan. Artinya jika pemodal sudah menyetujui proposal business plan kita, itu semua akan diganti sebagai biaya pra proyek.
Nah, cuma itu saja modal yang harus anda siapkan. Tak sampai ratusan juta apalagi milyaran. Tergantung kepintaran anda saja mengolah opportunity tersebut.
Kuncinya terletak di BUSINESS PLAN yang anda buat dan anda kemas sedemikian rupa agar terlihat sexy dimata investor. Labanya menarik, skenario legalnya aman, dan lampiran gambar-gambarnya sangat representatif. Jika investor sudah oke, pembiayaan proyek selanjutnya dengan memakai uang investor.
Cukup ya .. Penjelasan saya diatas membuktikan bahwa konsep jadi pengembang dengan MODAL RECEHAN adalah valid. Bukan mengada-ada, bukan sekedar khayalan.
Tapi tentang teknik negoisasi supaya terjadi HOTDEAL, serta cara membuat BUSINESS PLAN (yang diawali dengan membuat Action Plan dan Hitungan Kebutuhan Modal Kerja) tak bisa saya jelaskan disini. Itu semua bisa dipelajari dan diajarkan di Workshop Properti 2 Hari berlabel CARA GAMPANG JADI PENGEMBANG yang akan digelar di berbagai kota.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar