KAMI YANG JADI BANDARNYA
Selain berpromosi kepada target market perorangan, maka promosi ke target market kolektif juga kami lakukan. Kali ini kami memakai strategi promosi makan gratis. Kenapa kami memilih strategi ini? Karena kami ingin langsung menyasar kepada berbagai komunitas yang segmented nya sesuai dengan target market kami.
Konsep kami adalah menjemput bola, jadi kamilah yang harus bertamu ke komunitas mereka, bukan mereka yang diminta bertamu ke event atau hajatan kita. Kami sudah memiliki beberapa pengalaman dalam mengadakan event-event promosi seperti ini, dimana jika kita yang punya hajatan, maka respon dari konsumen sangat rendah. Yang konfirm hadir misalnya 50 orang, realisasi cuma 15 orang. Kenapa? Karena event kita membuat mereka menjadi orang asing, karena akan berbaur dengan orang-orang baru yang belum mereka kenal. Beda cerita jika justru kita hadir di hajatan mereka sendiri, dipastikan mereka lebih merasa enjoy karena berada di komunitasnya sendiri.
Ketimbang kami memasang iklan di koran dengan biaya 3-4 juta dengan efektivitas yang belum terukur, mending kami alokasikan budget tersebut untuk membiayai acara makan-makan komunitas atau organisasi atau institusi yang segmentasinya sesuai dengan target market kami.
Kami membuat iklan seperti gambar diatas, berharap ada respon dari komunitas yang memang punya agenda pertemuan reguler bersama anggotanya, biarlah kami hadir sebagai sponsor yang membayar nota makanan mereka. Kompensasinya tidak sulit untuk dipenuhi, yaitu cuma minta waktu melakukan presentasi selama 15-20 menit dan membagikan brosur. Ini namanya take and give, saling memanfaatkan. Siapa tahu diantara anggota organisasi / komunitas tersebut ada yang berminat membeli produk properti yang kita pasarkan.
Apakah acara ini efektif ? Belum teruji. Sejauh ini sudah ada beberapa organisasi dan komunitas yang menghubungi kami, dan rata-rata jadwalnya masih beberapa minggu kedepan. Mereka biasanya bertanya apa yang dimaksud dengan makan-makan gratis, dan kami sudah menyiapkan jawaban bahwa definisi makan gratis adalah kami mensubsidi biaya konsumsi mereka sebesar Rp. 40.000 dikalikan jumlah kepala yang hadir. Syarat minimal adalah 30 orang, dan kami berhak memutuskan apakah menyetujui atau menolak undangan mereka. Kami tetap selektif dan memfilter organisasinya. Jika yang meminta dibiayai adalah genk motor dengan anggota anak muda berusia 17 s/d 21 tahun, sudah pasti kami tolak. Tapi jika yang mengundang adalah organisasi semacam IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia), sudah pasti kami siap memenuhinya.
***
Nah, ini lanjutannya ....
Pada tanggal 19 Januari 2016 yang lalu, ajakan kami mendapat respon dari IWAPI Kab. MAGELANG. Kami menjadwalkan event di Resto Ayam Kosek. Estimasi yang hadir sejumlah 35 orang, tapi berhubung saat itu hujan lebat, ternyata yang datang cuma 18 orang saja. Kami diberi waktu presentasi maksimal 30 menit, tapi saya tidak mau berpanjang lebar dan hanya menyampaikan materi secara cepat dan tuntas dalam waktu 20 menit saja.
Ibu ibunya modis dan wangi. Datangnya kebanyakan pakai mobil mobil bagus. Ada Pajero, Mobilio, Terios, dll. Pastinya tajir deh. Pengusaha gitu lho ...
Meski hanya 18 org yg hadir, tapi saya merasa ibu ibu ini prospek potensial yg sesuai segmentasinya dengan produk yang sedang kami pasarkan. Secara mendadak saya punya ide menawari mereka semua untuk survei ke 2 lokasi proyek kami, dan saya janjikan bakal isi kas Iwapi sebesar 2 jt. Yes!!! Mereka mau.
Soal nyangkut atau tidak itu urusan nanti. Yang bisa disebut PROSPEK adalah calon konsumen yg sudah survei lokasi. Dan itulah sebabnya saya pancing mereka dgn strategi ini.
Asyiiik, sebentar lagi mau survei rame rame ....
0 Komentar
Penulisan markup di komentar