MEMBUAT EXECUTIVE SUMMARY DALAM PROPOSAL PROYEK PROPERTI

4:56 AM
BUKAN PROPOSAL KAMBING


Pak AW, apakah saya bisa bertemu? Saya punya penawaran menarik buat bapak.

Penawaran apa? Lahan untuk kerjasama atau bagaimana? Kalau hanya penawaran tanah untuk dibeli putus, maaf lho saya tidak berminat. Saya maunya ditawari opportunity, bukan ditawari tanah.

Beres pak, kutahu yang bapak mau ........ (malah jawabnya kayak iklan soft drink)

Esoknya seseorang yang bernama mas Roni tersebut datang ke kantor saya dengan bapaknya dan istrinya dan anaknya. Lho, ini mau kondangan apa bicara bisnis koq datang rame-rame seperti ini ke kantor saya.

Rupanya mereka ini menawarkan sebuah kerjasama pengembangan proyek. Katanya sudah dapat lahan kerjasama yang bisa dibangun jadi 18 kavling (tapi tidak menunjukkan siteplannya). Katanya sudah laku terjual 9 unit alias separohnya (tapi tidak menunjukkan brosurnya, padahal memasarkan pasti pakai brosur). 


Mereka mengeluarkan selembar kertas berisi perincian singkat yang kalau tak salah ingat bunyinya seperti ini (maklum dibawa balik kembali) :

Harga Jual T-45/84 = Rp. 340.000.000
Jumlah Rumah = 18 unit
Nilai Omset = Rp. 6.120.000.000

Laba Per Unit = Rp. 75.000.000

Laba Total = Rp. 1.350.000.000

Kebutuhan Modal = Rp. 1.000.000.000


Pembagian Laba

Laba Pengelola (80%) = Rp. 1.080.000.000
Laba Pemodal (20%) = Rp. 270.000.000

Rupanya mereka menawarkan kepada saya untuk menjadi pemodal di proyek mereka, dengan menyertakan modal 1 milyar selama 12 bulan, dengan hasil senilai 270 juta. Katanya laba ini sangat menarik, karena 3x dibanding bunga deposito, bahkan yang ini sudah nett tanpa dipotong pajak. Mereka siap menanda-tangani perjanjian kerjasama yang dibuat secara notariil.

Hehehe ..., saya hampir tak bisa menahan senyum mendengar presentasi mas Roni yang sangat enerjik dan berapi-api itu. Saya suka dengan gayanya, tapi maaf kalau menawarkan return of investement dengan komparasi bunga deposito, kayaknya bukan tempatnya deh. Penawaran seperti itu hanya berlaku bagi mereka yang punya banyak duit, tapi tidak tahu bagaimana memutar uangnya dalam sebuah bisnis riil. Sedangkan saya ini arranger proyek merangkap profesional di bisnis properti yang punya skill untuk memutar modal dengan target laba yang sangat-sangat tinggi. Jadi maaf 27% setahun bakal saya pandang sebelah mata.

Saya sampaikan kepada mas Roni bahwa buat saya sebuah proyek baru dianggap layak jika memenuhi KAIDAH 1:2:3, yaitu : MODAL 1 / DAPAT LABA 2 / DALAM WAKTU 3 TAHUN. Artinya modal 1 milyar harus dapat laba 2 milyar dalam waktu 3 tahun. jadi target laba pertahunnya adalah 65%. Tanpa memenuhi kaidah 1:2:3, dianggap proyek tidak layak (not feasible) untuk dieksekusi.

"Waduh..., tinggi sekali. Lalu kami yang capek-capek kerja dapat bagiannya tidak banyak dong?", komplain mas Roni.


Saya jelaskan bahwa selama tanah tidak harus membayar lunas (beli kontan) dan hanya membayar maksimal 20% saja dari harga tanah, maka rasio modal terhadap laba dijamin tinggi sekali. Jadi kalau labanya tinggi, meskipun harus membagi kepada pemodal masih tetap ada sisa yang lumayan besar untuk dinikmati oleh profesional yang mengelolanya.

Muka mas Roni nampak buram mendengar penjelasan dari saya. Tapi saya tidak peduli, malah saya teruskan kritikan (tepatnya masukan) kepada dia. Saya jelaskan bahwa kalau mau menawarkan sebuah proyek kepada investor, syarat dasarnya ada 2, yaitu ;

1. LABA INVESTASI MENARIK
2. INVESTASI AMAN KARENA MENGIKAT KEPADA ASET TANAH

Laba 27% tidak menarik, harus bisa memberikan target laba minimal 65% setahun. Kenapa setinggi itu? Karena yang namanya target itu bisa meleset, jadi kalau targetnya saja sudah rendah kalau meleset ya makin rendah. Dan orang yang punya duit sebesar itu pastinya adalah orang tajir yang mungkin juga mampu memutar uangnya didalam bisnis riil, bukan sekedar ditempatkan dalam bentuk deposito. Jadi jika iming-imingnya kurang menarik, tak bakal membuat mereka bersedia menjadi pemodal proyek kita.

Investasi ratusan juta atau milyaran tentunya harus memberikan rasa aman kepada investor. Jika sabuk pengaman itu hanya berupa perjanjian secara notariil, apalah artinya? Itu hanya selembar kertas yang tidak mengamankan apapun uang investor. Jurus paling jitu adalah nama investor harus mengikat ke aset tanah, misalnya ;

1. Tanah dibalik nama ke investor tetapi dilakukan pengakuan hutang kepada pemilik tanah.
2. Tanah dibalik nama ke PT baru (gabungan antara investor + pemilik tanah + pengelola) dan dilakukan pengakuan hutang kepada pemilik tanah.
3. Investor seolah menjadi pembeli atas sekian unit kavling dengan luasan tertentu (kasusnya kalau yang dikembangkan adalah proyek yang sertipikat pecahan sudah ada).

Baca dan cari artikel berjudul JURUS KADAL BUNTUNG di blog ini.

Yang paling pedas adalah; saya katakan bagaimana mungkin anda mau meminta orang memodali proyek anda dengan investasi senilai 1 milyar, tapi materi presentasinya asal-asalan? Hanya selembar kertas yang tidak cukup informatif dan tidak meyakinkan sama sekali. Mestinya bawa ACTION PLAN atau BUSINESS PLAN yang informatif. Ada gambar site plan nya, ada hitung-hitungannya. Mulai dari HPT (harga pokok tanah) sampai dengan harga jualnya. Kemudian bisa menyebut laba per unit Rp 70 juta itu angkanya berasal dari mana? Bukan muncul begitu saja tanpa dasar yang jelas.

Lha mahasiswa yang sekedar minta bantuan kambing seekor buat Idul Adha di masjid saja proposalnya bagus dan rapi koq (dijilid rapi, cover warna, konten beberapa lembar). Ini mau minta investasi 1 milyar koq hanya pakai kertas selembar dengan informasi yang ala kadarnya. Kalah sama proposal minta bantuan kambing. Dan sepertinya dia belum tahu kalau saya itu juga menjalankan peran yang sama dengan dia, yaitu jadi arranger proyek. Tapi business plan buatan saya tak sesimpel itu deh, hahahaha ....... 

Andaikata saya hanya maju ke investor dengan 1 lembar kertas, maka selembar business plan itu adalah berupa EXECUTIVE SUMMARY seperti contoh dibawah ini :


Apa yang ada di otak investor saya tahu persis, yaitu ada 3 hal dibawah ini ;

1. Berapa MODAL yang harus ditanam?
2. Berapa lama UMUR PROYEK?
3. Berapa LABA yang menjadi bagian investor?

Jadai 3 hal pokok tersebut harus ada dalam lembaran paling depan di EXECUTIVE SUMMARY. Karena yang namanya INVESTOR, hakekatnya adalah melakukan INVESTASI, dan INVESTASI menurut saya adalah "Rasio Modal Terhadap Laba Dan terhadap Waktu". Jika secara investasi menarik,selanjutnya investor atau pemodal akan menanyakan penjelasan secara detail darimana kita mendapatkan angka-angka tersebut, yang bisa kita paparkan dalam sebuah ACTION PLAN lengkap dan detail.

Note : Cara membuat ACTION PLAN diajarkan didalam workshop KETEMU JIN PROPERTI

Sobat properti, pelajaran terpenting dalam artikel ini adalah bahwa jika anda mau melakukan preentasi kepada calon investor, seharusnya membuat BUSINESS PLAN yang informatif dengan konten utama menunjukkan bahwa return of investmen yang dinikmati oleh investor haruslah menarik, Sajikan dalam berkas presentasi yang meskipun singkat padat tapi kemasannya profesional.


Syukur-syukur anda sudah mampu menyajikan ACTION PLAN dengan halaman terdepan berupa Executive Summary seperti contoh diatas, tentunya lebih mudah bagi anda untuk meyakinkan calon investor.
Ayo, upgrade skill anda ....

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔

Label

Action Yuk anak Android Android Klinik Apk and Software Artikel Bisnis Online Berburu Lahan berita Bisnis Forex Trading Business Online Tips Bussines Cara Sukses Bisnis Online Cari Lahan - Skenario Legal Carilah Mentor Contoh Model Baju Muslim Terbaru 2016 Deklarasikan Profesi Anda Differensiasi dan Benefit Dunia Kesenian Fashion gigi GudangmuDroid | Free Download Game Android INFORMASI SEPUTAR GURU Inspiratif Internet Marketing Tips Jaringan Listrik Di Perumahan JEPARA Kampoeng Pelangi kehamilan Kepuasan Pelanggan Kesehatan Keuangan - Menghitung Kebutuhan Modal Keuangan - Modal Kerja Kiat Sukses Bisnis Online Konsep kerjasama MPK dan (MPT + MPM) KPR - Apraisal dan Taksasi Kuliner kulit-kecantikan lain-lain makanan sehat Manajemen Resiko Marketing - Budgeting Marketing - Cost Leadership Marketing - Fokus Menciptakan Benefit Marketing - Harga Jual Marketing - Keunggulan Kompetitif Marketing - Merekrut Sales Marketing - Open House Marketing - Pembelian Kolektif Marketing - Personal Selling Marketing - Positioning Marketing - Produk Inovatif Marketing - Promosi via FB Marketing - Segmen Target Marketing - Teknik Promosi Marketing - Teknik Supporting Megurus Perijinan Membuka Toko Online Mencari Investor (Mitra Pemilik Modal) Mencari Peluang Mencari Rekanan Kontraktor Mengurus Perijinan Menunda Bayar Tanah Meringankan Cashflow Metode Quick Count Mitra Pemilik Tanah Motivasi Negoisasi Tanah - Profit Sharing obat-penyakit Online Shop pajak properti Pemasaran Pendidikan Pengurangan Laba Perencanaan Bangunan Perijinan - Pemecahan Sertipikat Perijinan Perumahan Perjanjian Dengan Investor Perjanjian Dengan Pemilik Tanah pria Produk Inovatif Promosi Advetorial Promosi Kreatif Promosi Sopping Power Properti review Ruang Marketing Rumah Murah Seni Budaya SEO Skenario Legal Social Cost Strategi DP Ringan Strategi Menyehatkan Cashflow Strategi Negoisasi Soal Aset Strategi Pemasaran - Jari Lentik Strategi Pemasaran Properti Teknik - Sub Kontraktor atau Swakelola Teknik Membuat Penawaran Lahan Teknik Mencari Lahan Teknik Mencari Pemodal Teknologi Teknologi Terbaru 2016 Teknologi Terbaru 2017 Teknologi Terbaru 2018 Teknologi Terbaru 2019 tips Tips Blogging Tips SEO Tips Sukses Bisnis Online Toko Online wanita