INVESTASI BERHENTI DITENGAH JALAN

7:53 PM
TAK ADA SENYUM PERPISAHAN


Seorang investor menanamkan investasinya sebesar 100 juta, dengan perjanjian berlaku fix return 30% dalam waktu setahun. Jadi sifatnya close management dan bertindak sebagai sleeping partner. Periodenya adalah Januari s/d Desember 2015. 

Di bulan September (bulan ke 9 sejak investasi ditanam), dia menghubungi saya, bercerita bahwa suaminya opname di rumah sakit dan investasinya mau ditarik untuk biaya pengobatan. Mengingat ini statusnya darurat alias emergency, tentu saja saya bersedia memenuhi permintaannya. Waktu itu tidak ada omongan serta kesepakatan apapun. Lha saat telpon saja suaranya terdengar sedih dan pelan banget.

Saat tiba waktunya 12 bulan, dia menagih hasil
investasinya. Berhubung dia jadinya cuma berinvestasi selama 9 bulan dari 12 bulan yang direncanakan, maka saya berikan secara proporsional, yaitu (9/12 x 30%) x Rp 100 jt. Saya sudah kirim senilai Rp 22,5 jt. 

Eh, ibu itu marah. Katanya saya melanggar janji dan tidak komitmen. Dia ngotot meminta hasilnya full 30 jt. Dia kemudian datang ke rumah memberikan copy bukti-bukti perawatan suaminya di rumah sakit. Ada kuitansi, foto rontgen, rekam medis dll. Saya tetap bertahan memberikan return secara proporsional.

Ibu itu gak terima. "Pak AW, anda gak punya peri kemanusiaan. Anda sudah saya beri bukti bahwa suami saya benar-benar opname di rumah sakit. Kenapa anda tetap memotong hasil investasi saya?"

Dengan tenang saya menjawab, bahwa jika saya tak punya peri kemanusiaan, maka saat ibu tersebut berniat menarik investasinya di bulan September, bisa saja saya tolak, karena janjinya ditanam 12 bulan. Tapi karena saya tahu beliau sedang dalam posisi emergency, maka meski cashflow proyek sejatinya belum mampu mengembalikan, saya tetap usahakan cari dari pos lain supaya investasi ibu tersebut bisa saya kembalikan untuk biaya pengobatan. 

Jika saya jahat, mungkin hasil 22,5 jt pun tidak saya bayarkan, karena akad perjanjian kita berbunyi akan ditanam 12 bulan. Tak ada klausul bisa ditarik ditengah jalan. Bisa saja saya anggap ibu tersebut wanprestasi dan tidak berhak mendapat apapun. Ibu itu bersungut sungut.

Ibu itu menelpon saudaranya yang polisi dan ikut datang ke rumah saya. Saya setengah diintimidasi  supaya membayar kekurangannya yang 7,5 juta. Saya tetap bertahan tidak mau. Ini bukan soal uang 7,5 juta yang tidak seberapa, tapi ini soal prinsip dan cara pandang mengenai hak dan kewajiban. Jika saya mengalah di kasus investasi 100 juta, bagaimana jika nanti terjadi di kasus investasi 1 atau 2 milyar?

Syukurlah ibu itu dan saudaranya yang polisi akhirnya mau pulang dari rumah saya walaupun tidak ada sesi jabat tangan dan senyum perpisahan.

Pelajaran yang bisa saya petik dari kasus ini adalah harus ada klausul yang mengatur mengenai tata cara soal hak dan kewajiban apabila terpaksa seorang investor menarik investasinya ditengah jalan sebelum proyek berakhir.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔

Label

Action Yuk anak Android Android Klinik Apk and Software Artikel Bisnis Online Berburu Lahan berita Bisnis Forex Trading Business Online Tips Bussines Cara Sukses Bisnis Online Cari Lahan - Skenario Legal Carilah Mentor Contoh Model Baju Muslim Terbaru 2016 Deklarasikan Profesi Anda Differensiasi dan Benefit Dunia Kesenian Fashion gigi GudangmuDroid | Free Download Game Android INFORMASI SEPUTAR GURU Inspiratif Internet Marketing Tips Jaringan Listrik Di Perumahan JEPARA Kampoeng Pelangi kehamilan Kepuasan Pelanggan Kesehatan Keuangan - Menghitung Kebutuhan Modal Keuangan - Modal Kerja Kiat Sukses Bisnis Online Konsep kerjasama MPK dan (MPT + MPM) KPR - Apraisal dan Taksasi Kuliner kulit-kecantikan lain-lain makanan sehat Manajemen Resiko Marketing - Budgeting Marketing - Cost Leadership Marketing - Fokus Menciptakan Benefit Marketing - Harga Jual Marketing - Keunggulan Kompetitif Marketing - Merekrut Sales Marketing - Open House Marketing - Pembelian Kolektif Marketing - Personal Selling Marketing - Positioning Marketing - Produk Inovatif Marketing - Promosi via FB Marketing - Segmen Target Marketing - Teknik Promosi Marketing - Teknik Supporting Megurus Perijinan Membuka Toko Online Mencari Investor (Mitra Pemilik Modal) Mencari Peluang Mencari Rekanan Kontraktor Mengurus Perijinan Menunda Bayar Tanah Meringankan Cashflow Metode Quick Count Mitra Pemilik Tanah Motivasi Negoisasi Tanah - Profit Sharing obat-penyakit Online Shop pajak properti Pemasaran Pendidikan Pengurangan Laba Perencanaan Bangunan Perijinan - Pemecahan Sertipikat Perijinan Perumahan Perjanjian Dengan Investor Perjanjian Dengan Pemilik Tanah pria Produk Inovatif Promosi Advetorial Promosi Kreatif Promosi Sopping Power Properti review Ruang Marketing Rumah Murah Seni Budaya SEO Skenario Legal Social Cost Strategi DP Ringan Strategi Menyehatkan Cashflow Strategi Negoisasi Soal Aset Strategi Pemasaran - Jari Lentik Strategi Pemasaran Properti Teknik - Sub Kontraktor atau Swakelola Teknik Membuat Penawaran Lahan Teknik Mencari Lahan Teknik Mencari Pemodal Teknologi Teknologi Terbaru 2016 Teknologi Terbaru 2017 Teknologi Terbaru 2018 Teknologi Terbaru 2019 tips Tips Blogging Tips SEO Tips Sukses Bisnis Online Toko Online wanita