DISAAT YANG LAIN BARU BERMIMPI
Namanya Yanuar Harutomo alias Oi. Entrepreneur muda asal Banjarnegara yg juga murid PERGURUAN KUNGFU PROPERTI (PKP). Dia sukses menerapkan jurus-jurus PKP dan berhasil eksekusi lahan 1700 m2 hanya bermodal uang sebesar 11,5 juta saja. Selebihnya dibiayai oleh pemodal yang berhasil digandengnya dengan menawarkan Business Plan.
Ini proyek skala kecil. Tapi ini tantangan pertama sdr Oi menekuni bisnis properti. Semua yang sekarang besar, dulunya juga memulai dari hal yang kecil seperti yg dilakukannya ini. Oi berhasil menggandeng pemodal dengan kucuran dana 150 jt, dan hanya perlu membagikan 30% saja dari potensi laba keseluruhan senilai 540 juta. Artinya 70% sisanya menjadi haknya saat proyek berakhir nanti. Nilai yang tak kecil untuk jomblo berusia 20 thn.
Masih ingat 2 bulan lalu anak muda ini mendatangi saya di Yogya untuk konsultasi prospek lahan yang sudah dibayar tanda jadi olehnya senilai 1 juta saja. Dia sudah datang jam 10 pagi, tapi baru bisa saya jumpai jam 17.00. Artinya dia rela menunggu selama 7 jam. Itu salah satu bukti anak ini ulet dan tak mudah menyerah.
Dalam konsultasi selama 1,5 jam itu saya buatkan draft kasar Business Plan yang bisa dijajakan ke pemodal. Ketemu angka 250 juta untuk modal kerja, dengan opsi dibiayai seluruhnya dari uang pemodal atau sebagian dicarikan dengan memakai jurus kadal buntung. Rupanya sdr Oi memilih untuk membagi 2 opsi permodalan, dimana 150 juta dicarikan pemodal dan 100 juta sisanya dari jurus kadal buntung (menjual tunai dengan harga miring, diback up dengan buyback guarantee atau jaminan dibeli kembali).
Bagaimana sdr Oi yang muda dan belum punya tim in house mengerjakan banyak hal yang berbau teknis? Misal mengukur, membuat gambar perencanaan, hitung RAB infrastruktur dll? Dia memakai kekuatan jaringan yang ada di komunitas PKP. Dengan sedikit biaya, ada surveyor, arsitek, dan estimator yang menyelesaikannya.
Sdr Oi mengaku baru belajar bisnis. Dia kurang percaya diri mencari investor. Lha cari pinjaman 10 juta saja tak ada yang percaya, apalagi sampai ratusan juta, begitu katanya. Tapi buktinya, ada pihak yang mau membiayai proyeknya. Tak jauh-jauh dia mencarinya, pemodal itu berasal dari komunitas PKP sendiri, yaitu senior yang sudah ikut kelas PKP lebih dahulu.
Pastinya sdr Oi sangat bersyukur. Impiannya menjadi pebisnis properti sudah dimulai. Memang masih banyak tantangan dalam menyelesaikan proyek ini. Tapi setidaknya anak muda ini sudah memulai disaat yang lain masih sekedar bermimpi.
Sudah jadi tradisi PKP bahwa alumni yang berhasil pecah telor untuk proyek pertamanya akan diapresiasi dengan pemberian jersey warna biru. Ya ampuun, saya lupa menyiapkannya, padahal sdr Oi terlanjur hadir di event Bandung tanggal 4 Oktober 2015 kemarin. Supaya dia tidak kecewa (saya pribadi ingin menyemangati anak muda ini), akhirnya saya yang kebetulan berbaju biru, secara spontan melepas baju dan saya serahkan kepada sdr Oi, yg tak menyangka saya lakukan aksi ini didepan ibu-ibu dan bapak-bapak peserta kelas BANDUNG. Tentu saja saya berani melakukannya karena kebetulan membawa kaos cadangan didalam tas.
Semoga ini jadi support motivasi untuk sdr Oi menuntaskan proyek pertamanya. He deserve to create his success story.
Semoga ada murid PKP lain yang segera menyusul dan mencetak success story, sehingga saat event di SOLO tgl 24-25 Oktober 2015 mendatang ada juga seremoni penyerahan jersey warna biru kepada alumni.
Selamat buat sdr Oi.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar