DEKLARASIKAN PROFESI ANDA
www.JinProperti.com - Siang itu saya sedang duduk di bangku kayu sambil berteduh dibawah pohon rindang di Monjali Yogya, sembari menunggu ban mobil yang sedang ditambal karena bocor. Saya duduk sambil asyik twiteran.
Saya heran di bengkel tambal ban tersebut ada wanita muda yang sedang duduk di bangku mengamati bapak tua penambal ban bekerja. Yang jelas pasien tambal ban saat itu cuma saya, dan mobil saya satu-satunya mobil yang ada disitu, jadi saya heran wanita muda itu siapa dan sedang apa.
Iseng-iseng saya bertanya; "Mbak nambal ban juga?"
"Oh, bukan om. Saya cuma sedang menunggui bapak saya saja yang sedang bekerja, karena sebentar lagi kami mau sama-sama pergi keluar kota. Mumpung saya sedang libur," jawab wanita muda tadi.
"Memang mbak kerja dimana?"
"Saya ikut perusahaan swasta di Jakarta, kerja sebagai hantu keliling," jawabnya sambil malu-malu kucing.
"Apa??? Kerja sebagai hantu keliling? Maksudnya apa nih mbak?" Tanya saya memendam rasa penasaran.
Akhirnya wanita muda itu bercerita bahwa dia bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bisnis rumah hantu keliling. Berpindah dari satu kota ke kota lainnya, dengan membuka event rumah hantu. Tugasnya menjadi hantu kuntilanak yang duduk di tampat gelap dan menakut-nakuti pengunjung yang masuk dengan membayar tiket.
Hahahaha ..., lucu sekali dengar profesi menjadi hantu. Tapi saya respek dan salut dengan kejujuran wanita muda tadi yang tidak malu-malu mengakui pekerjaannya, meski hanya menjadi hantu kuntilanak.
Sobat properti, sudah pernahkah anda mendeklarasikan profesi anda di bisnis properti kepada relasi di lingkungan anda? Mengakui, mensosialisasi, dan mempublikasi apa profesi kita, akan membuat respon berdatangan sesuai dengan profesi kita di bisnis properti.
17 tahun yang lalu saat saya masih menjadi Sales Manager perusahaan real estate di Pulau Batam, saya selalu rajin bagikan kartu nama ke teman-teman main badminton, kepada kenalan-kenalan di gereja, kepada tetangga dll, serta dengan bangga saya selaku katakan bahwa saya Sales Manager perusahaan real estate.
Outputnya? Ada teman main badminton saya yang beli rumah. Ada teman gereja yang beli rumah. Ada tetangga yang beli rumah dagangan saya. Mereka meminta informasi soal rumah kepada saya dan akhirnya membeli lewat saya karena mereka tahu saya Sales Manager bidang properti. Jika saya tidak pernah mengakui secara terang-terangan, saya tak akan pernah mendapatkan peluang itu.
Saat ini saya juga sering sekali mendapat penawaran lahan atau bahkan penawaran take over proyek properti macet, karena mereka tahu saya seorang praktisi bisnis properti. Jika mereka tidak tahu saya pelaku bisnis properti, tak mungkin saya ditawari lahan atau tanah untuk proyek properti.
Saya juga terang-terangan mendeklarasikan diri sebagai suhu Perguruan Kungfu Properti? Hasilnya? Saya banyak diundang kesana kemari untuk memberikan jasa konsultasi serta mentoring. Bahkan blog properti saya sudah dikunjungi lebih dari 250.000 x oleh orang-orang awam yang tertarik belajar properti.
Bagaimana dengan anda? Jika anda tertarik menekuni bisnis properti, anda juga mesti mendeklarasikan profesi baru anda ini kepada jaringan dan relasi anda. Tanpa mendeklarasikan diri secara terang-terangan, anda tidak akan mendapat informasi yang memadai untuk menunjang bisnis anda. Persepsi orang masih tersandera dengan profesi anda sebelumnya, tidak tahu anda sekarang punya profesi tambahan sebagai pelaku bisnis properti.
Karena lalu lintas informasi dengan traffic tinggi akan membantu anda menemukan opportunity di bisnis property.
Saya punya kisah nyata dimana eks peserta workshop properti yang semula bukan pemain bisnis properti, dengan terang-terangan dia mendeklarasikan dirinya sebagai pelaku bisnis properti. Pasang status BB dan facebook mencari lahan, dan giat hunting cari lahan untuk digarap. Hasilnya? Dia mendapat lahan di Depok seluas 1,4 ha dengan skim bayar yang lunak sekali.
Luar biasa bukan? Kenapa tidak anda deklarasikan diri anda secepatnya sebagai pelaku bisnis properti kepada relasi-relasi anda?
0 Komentar
Penulisan markup di komentar