Mencari uang dan berbisnis bisa dengan cara macam-macam. Dengan membuat resep masakan dan mem-postingnya di internet, dia bisa meraup US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,7 triliun. Bagaimana ceritanya?
Dia adalah Akimitsu Sano, wirausahawan Jepang yang sering mempublikasikan resep masakan di situs miliknya, cookpad.com. Situs tersebut mengizinkan 58,8 juta orang penggunanya berbagi resep masakan. Total, ada 2,1 juta resep mulai dari resep tradisional Jepang seperti pancake cumi panggang hingga resep barat seperti pasta bolognese dan kue keju.
Dilansir dari Forbes, Kamis (10/12/2015), jumlah pengguna Cookpad meningkat 12 kali lipat dalam 7 tahun terakhir, dan menjadikannya situs ke 55 paling sering dikunjungi di Jepang, lebih dari setengah wanita Jepang berumur 20 hingga 30 tahun mengunjungi situs tersebut.
Sano, yang menciptakan situs tersebut di 1997, menjadikannya jadi perusahaan terbuka di 2009. Pendapatannya melonjak 80 persen sejak saat itu kemudian di tahun lalu menjadi US$ 65 juta, dengan keuntungan bersih mencapai US$ 19 juta.
Sahamnya terus naik. Kini saham perusahaan tersebut naik 20 persen hanya dalam kurun sebulan, membuat saham 44 persen milik Sano di perusahaan bernilai lebih dari US$ 1 miliar atau setara Rp 13,7 triliun.
Pria berumur 42 tahun yang jarang berbicara pada media ini, begitu lulus dari universitas bergengsi di Jepang, Keio, langsung bekerja di Cookpad.
Dia meninggalkan posisinya sebagai CEO di 2012 karena ingin fokus pada aksi akuisisi, membeli situs Minnano Wedding, yang me-review tempat acara pernikahan, kemudian Cucumbertown, blog makanan, pada awal tahun ini dengan nilai yang tidak disebutkan.
Analis memperkirakan pendapatan Cookpad tahun ini bakal menyentuh US$ 112 juta dan naik mejadi US$ 150 juta di 2016 nanti.
Seorang analist Deutsche Bank di Tokyo, Takahiro Kazahaya mengatakan, pertumbuhan impresif yang dialami Cookpad tak terlepas dari masalah yang terjadi di Jepang.
"Banyak ibu rumah tangga di Jepang tak punya koneksi yang banyak ke masyarakat, dan Cookpad menyambungkannya. Jadi banyak peluang," kata dia.
Sano juga percaya memasak bisa menjadi sarana kumpul keluarga. "Bukan soal orang tak mau memasak. Mereka tidak tahu bagaimana karena mereka tidak punya ilmun yang diturunkan dari generasi sebelumnya," tutur Sano.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar